Pengertian Kompensasi
- Kompensasi
adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti
atas layanan mereka.
- Tujuan umum
pemberian kompensasi adalah untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi para karyawan.
Pengelompokan Kompensasi
- Kompensasi
finansial langsung meliputi bayaran diterima seseorang dalam bentuk
upah, gaji, komisi, dan bonus.
- Kompensasi
finansial tidak langsung (tunjangan) meliputi seluruh imbalan finansial
yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Kompensasi jenis ini
meliputi sekumpulan besar imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung
oleh karyawan.
- Kompensasi
nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan
itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang
tersebut bekerja.
Komponen Program Kompensasi Total
Keadilan dalam Kompensasi Finansial
1. Teori
keadilan (equity theory) adalah teori motivasi di mana orang menilai
kinerja dan sikap mereka dengan membandingkan kontribusi mereka pada pekerjaan
dan keuntungan yang mereka peroleh dari situ dengan kontribusi dan keuntungan
dari orang lain yang sebanding (comparison others).
Keadilan
finansial (financial equity): Persepsi para karyawan mengenai adil tidaknya
pembayaran yang mereka terima.
2. Keadilan
eksternal (external equity):
Terwujud
ketika para karyawan sebuah perusahaan menerima bayaran yang sebanding dengan
para karyawan yang menjalankan jabatan yang serupa di perusahaan-perusahaan
lainnya.
Survei
kompensasi membantu organisasi-organisasi menentukan sampai sejauh mana
terwujud keadilan eksternal.
3. Keadilan
internal (internal equity):
Terwujud
ketika para karyawan menerima bayaran menurut nilai relatif dari jabatan mereka
dalam organisasi yang sama. Evaluasi jabatan adalah adalah alat utama untuk
menentukan keadilan internal.
4. Keadilan
karyawan (employee equity) terwujud ketika orang-orang yang menjalankan
jabatan yang serupa untuk perusahaan yang sama menerima bayaran menurut
faktor-faktor yang unik pada diri karyawan, seperti tingkat kinerja atau
senioritas.
DETERMINAN KOMPENSASI FINANSIAL LANGSUNG
A. Organisasi sebagai Determinan Kompensasi
Finansial Langsung
- Kebijakan
Kompensasi
- Pemimpin
Bayaran (pay leader)
- Harga Pasar
(Market Rate)
- Pengikut
bayaran (pay follower)
- Level Organisasional
- Kemampuan
untuk Membayar
B. Pasar Tenaga Kerja sebagai Determinan
Kompensasi Finansial Langsung
- Survei
Kompensasi
- Kecocokan
dengan Pekerjaan yang Unik
- Biaya Hidup
- Serikat
Pekerja
- Perekonomian
- Legislasi
Survei Kompensasi
- Survei kompensasi
adalah aktivitas untuk memperoleh data mengenai jumlah yang dibayar
perusahaan-perusahaan lain untuk jabatan atau kelas jabatan tertentu dalam
pasar tenaga kerja tertentu.
- Organisasi-organisasi menggunakan survei
untuk dua alasan dasar:
- Mengidentifikasi
posisi relatifnya terhadap pesaing dalam pasar tenaga kerja.
- Mencari
masukan guna menyusun anggaran dan struktur kompensasi.
- Organisasi-organisasi
besar secara rutin melaksanakan survei kompensasi yang biasanya menunjukkan
gaji rendah, tinggi, dan rata-rata untuk posisi tertentu.
- Terkadang
harga pasar, atau going rate, disajikan dalam bentuk rentang persentil ke-25
hingga ke-75 dari bayaran untuk berbagai jabatan, bukan dalam bentuk titik
bayaran tunggal yang spesifik. Rentang tersebut memberikan perkiraan mengenai
jumlah yang dibayarkan perusahaan-perusahaan lain kepada para karyawan dalam
berbagai jabatan.
- Kesulitan
utama dalam melaksanakan survei kompensasi adalah menentukan jabatan-jabatan
yang sebanding. Survei yang menggunakan deskripsi jabatan singkat jauh lebih
sulit dijalankan dibandingkan survei yang memberikan deskripsi yang rinci dan
komprehensif.
- Karena
memperoleh data untuk seluruh jabatan dalam organisasi bisa jadi tidak mungkin,
survei kompensasi seringkali hanya menggunakan jabatan acuan, yaitu jabatan
yang dikenal baik dalam perusahaan dan industri serta jabatan yang dijalankan
oleh sejumlah besar karyawan.
C. Jabatan sebagai Determinan Kompensasi
Finansial Langsung
- Evaluasi
Jabatan (Job Evaluation)
- Penetapan
Harga Jabatan (Job Pricing)
1. Evaluasi Jabatan
- Evaluasi
jabatan adalah proses menentukan nilai relatif sebuah jabatan dibandingkan
dengan berbagai jabatan lainnya.
- Tujuan utama
evaluasi jabatan adalah untuk menghilangkan ketidakadilan bayaran internal yang
disebabkan struktur bayaran yang tidak logis.
Metode-Metode Evaluasi Jabatan
Metode
peringkat:
- Penilai
mempelajari deskripsi dari setiap jabatan yang dievaluasi dan menyusun
jabatan-jabatan tersebut secara berurutan berdasarkan nilainya bagi perusahaan.
- Prosedurnya
pada dasarnya sama dengan metode peringkat untuk mengevaluasi kinerja karyawan,
hanya saja yang diperingkat adalah jabatan, bukan orang.
- Langkah
pertama dalam metode ini—sebagaimana halnya dengan metode-metode lainnya—adalah
melaksanakan analisis jabatan dan menulis deskripsi jabatan.
Metode
klasifikasi:
- Mendefinisikan
sejumlah kelas atau jenjang untuk mendeskripsikan sekelompok jabatan.
- Para penilai
membandingkan deskripsi jabatan dengan deskripsi kelas. Deskripsi kelas
mencerminkan perbedaan di antara kelompok-kelompok pada berbagai level
kesulitan.
- Deskripsi
kelas yang paling mendekati deskripsi suatu jabatan menentukan klasifikasi
untuk jabatan yang bersangkutan.
Metode
perbandingan faktor:
- Berasumsi
bahwa ada lima faktor universal yang meliputi:
- Persyaratan
mental
- Keterampilan
- Persyaratan
fisik
- Tanggung
jawab
- Kondisi
kerja
- Panitia
evaluasi menciptakan skala moneter, berisi masing-masing dari lima faktor
universal, dan memeringkat jabatan berdasarkan nilainya untuk setiap faktor.
Metode
poin:
- Para penilai
mengalokasikan nilai angka untuk faktor-faktor jabatan tertentu—seperti
pengetahuan yang dibutuhkan—dan jumlah dari nilai-nilai tersebut secara
kuantitatif menunjukkan nilai relatif jabatan.
- Metode poin
memerlukan seleksi atas faktor-faktor jabatan berdasarkan sifat dari kelompok
jabatan tertentu yang dievaluasi.
Contoh Sistem POIN
2. Penetapan Harga Jabatan (job pricing):
- Proses
menentukan nilai uang pada nilai jabatan.
- Dilaksanakan
setelah evaluasi jabatan dan nilai relatif dari setiap jabatan dalam organisasi
telah ditetapkan.
Terdiri atas unsur:
a. Tingkatan
bayaran (pay grades):
- Pengelompokan
jabatan-jabatan serupa untuk menyederhanakan penetapan harga jabatan.
- Lebih mudah
bagi organisasi untuk menetapkan harga 15 tingkatan bayaran dibandingkan 200
jabatan terpisah.
- Memetakan
jabatan-jabatan pada sebuah diagram sebar (scatter diagram) dilakukan guna
menentukan jumlah tingkatan bayaran yang tepat bagi perusahaan.
- Kurva upah
(atau kurva bayaran) adalah penyelarasan titik-titik yang dipetakan untuk
menciptakan kenaikan yang konstan di antara tingkatan-tingkatan jabatan.
b. Rentang
Bayaran (Pay Ranges):
- Mencakup
tarif bayaran minimum dan maksimum dengan perbedaan yang cukup antara keduanya
untuk membentuk perbedaan bayaran yang signifikan.
- Rentang bayaran umumnya lebih diutamakan
dibandingkan tarif bayaran tunggal karena memungkinkan perusahaan untuk memberi
imbalan para karyawan berdasarkan kinerja dan masa kerja.
D. Karyawan sebagai Determinan Kompensasi
Finansial Langsung
- Kinerja
Jabatan—Bayaran Berbasis Kinerja
- Keterampilan—Bayaran
Berbasis Keterampilan
- Kompetensi—Bayaran
Berbasis Kompetensi
- Senioritas
- Pengalaman
- Keanggotaan
Organisasi
- Potensi
- Pengaruh
Politik
- Keberuntungan
1. Bayaran Berbasis Kinerja
Dasar
pemikiran:
Unsur
kompensasi yang umumnya bisa dikendalikan oleh para karyawan adalah kinerja
jabatan mereka.
Tujuan dari
bayaran berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan produktivitas.
Jenis-Jenis
Bayaran Berbasis Kinerja:
Merit Pay:
- Kenaikan bayaran yang
ditambahkan pada bayaran pokok karyawan berdasarkan tingkat kinerja mereka.
Bayaran Variabel (Bonus):
- Penghargaan
finansial tahunan sekali bayar
- Didasarkan
pada produktivitas
- Tidak ditambahkan
pada bayaran pokok
- Tidak
berlanjut pada periode-periode berikutnya kecuali karyawan mempertahankan
kinerja mereka (tidak seperti merit pay)
- Dianggap
bisa meningkatkan produksi dan efisiensi
- Memberi para
karyawan sejumlah kendali atas kemampuan mereka mendapatkan penghasilan
Piecework:
- Rancangan
bayaran insentif di mana para karyawan dibayar untuk setiap unit yang mereka
hasilkan
- Banyak
digunakan khususnya pada bidang produksi/operasi
2. Bayaran Berbasis Keterampilan (Skill-Based
Pay)
- Sistem yang
memberi imbalan para karyawan untuk keterampilan dan pengetahuan mereka yang
berhubungan dengan jabatan, bukan untuk titel jabatan mereka.
- Sistem
tersebut berasumsi bahwa para karyawan yang tahu lebih banyak lebih bernilai
bagi perusahaan dan dengan demikian mereka berhak mendapat imbalan untuk usaha
mereka dalam menguasai keterampilan baru.
3. Bayaran Berbasis Kompetensi
(Competency-Based Pay)
- Adalah
rancangan kompensasi yang memberi imbalan karyawan untuk kemampuan yang mereka
capai.
- Kompetensi
mencakup keterampilan namun juga melibatkan faktor-faktor lain seperti motif,
nilai, sikap, dan konsep diri yang bisa dikaitkan dengan kinerja yang lebih
baik.
4. Bayaran Berbasis Tim
- Karena usaha
tim terdiri dari usaha-usaha individual, para karyawan individual harus
dihargai dan diberi imbalan atas kontribusi mereka.
- Namun, agar
tim bisa berfungsi secara efektif, perusahaan juga harus memberikan imbalan
berdasarkan kinerja tim secara keseluruhan.
- Dengan
melakukan hal tersebut, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi, produktivitas,
dan profitabilitas.
Rancangan
Bayaran Lingkup Perusahaan (Company-Wide Pay Plan)
Organisasi-organisasi
biasanya mendasarkan rancangan bayaran lingkup perusahaan berdasarkan
- produktivitas
perusahaan
- penghematan
biaya
- profitabilitas.
Jenis
rancangan ini antara lain:
1. Pembagian laba (profit sharing):
- Mendistribusian
persentase yang terlebih dahulu ditetapkan dari laba perusahaan kepada para
karyawan.
- Digunakan
untuk mengintegrasikan kepentingan para karyawan dengan kepentingan perusahaan.
- Dapat
membantu dalam merekrut, memotivasi, dan mempertahankan karyawan, yang biasanya
meningkatkan produktivitas.
2. Gainsharing:
- Didesain
untuk menyatukan para karyawan dengan produktivitas perusahaan
- Memberikan
bayaran insentif berdasarkan peningkatan kinerja perusahaan.
- Tujuannya
fokus pada peningkatan efisiensi biaya, mengurangi biaya, meningkatkan
kapasitas proses, dan meningkatkan profitabilitas.
- Membantu
mengaitkan strategi SDM perusahaan dengan strategi bisnisnya.
- Melibatkan
seluruh karyawan dalam upaya bersama untuk mencapai tujuan kinerja perusahaan.
Referensi
Mondy, R.W.,
2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga.