Definisi Seleksi
•
Seleksi adalah proses bertahap
untuk memperoleh dan memanfaatkan berbagai informasi mengenai para pelamar
kerja guna menentukan siapa saja yang akan ditarik sebagai karyawan untuk
mengisi lowongan posisi-posisi jangka panjang ataupun jangka pendek (Werther
& Davis 1996, Schuler & Jackson 2006).
•
Proses seleksi dimulai dari masuknya surat lamaran
dan diakhiri dengan keputusan untuk menarik karyawan baru.
Teknik-Teknik Menilai Pelamar (Schuler & Jackson
2006)
•
Riwayat pribadi pelamar
•
Pemeriksaan referensi dan latar belakang
•
Tes tertulis
•
Simulasi kerja
•
Pusat penilaian
•
Wawancara
•
Tes kesehatan
Tahap-Tahap Seleksi
(Werther & Davis 1996)
(Werther & Davis 1996)
•
Wawancara awal
•
Tes kerja
•
Wawancara seleksi
•
Pemeriksaan referensi dan latar belakang
•
Pemeriksaan kesehatan
•
Wawancara dengan calon atasan
•
Tinjauan kerja nyata
•
Keputusan penarikan karyawan baru
Jenis-Jenis Tes Kerja
•
Tes Psikologi: Mengukur
kepribadian, logika nalar, dan kreativitas.
•
Tes Pengetahuan: Mengukur
kemampuan verbal, spatial, numerik, dan kepemimpinan.
•
Tes Kinerja: Mengukur koordinasi
fisik, visualisasi ruang, kemampuan bekerja dengan angka dan nama, pemenuhan
tuntutan kerja.
•
Tes Sikap: Mengukur
kejujuran serta sikap terhadap pekerjaan dan nilai-nilai.
Jenis-Jenis Wawancara
(Werther & Davis 1996)
(Werther & Davis 1996)
•
Wawancara tidak terstruktur:
Pertanyaan-pertanyaan bersifat spontan (tidak direncanakan terlebih dahulu).
Berguna untuk menilai kecocokan pelamar dengan pekerjaan.
•
Wawancara terstruktur: Menggunakan
daftar pertanyaan yang sudah baku. Berguna untuk mendapatkan hasil yang valid,
terutama jika jumlah pelamar cukup banyak.
•
Wawancara campuran: Kombinasi
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Berguna untuk mendapatkan jawaban
yang bisa dibandingkan satu sama lain, namun juga memberikan informasi yang
cukup mendalam.
•
Wawancara keperilakuan:
Pertanyaan-pertanyaan didasarkan pada situasi hipotetis (rekaan terhadap
situasi nyata) untuk melihat cara si pelamar memecahkan masalah. Berguna untuk
menilai kemampuan nalar dan analitis pelamar dalam situasi yang cukup menekan.
•
Wawancara stres: Serangkaian
pertanyaan yang keras dan beruntun yang sengaja diberikan untuk membuat si
pelamar marah. Berguna untuk mencari karyawan yang tepat untuk
pekerjaan-pekerjaan yang penuh stres, seperti menangani keluhan.
Proses Wawancara
•
Persiapan pewawancara
•
Penciptaan keakraban
•
Pertukaran informasi
•
Penutupan
•
Evaluasi
Kesalahan Pewawancara
•
Halo Effect: Mengambil
kesimpulan hanya berdasarkan informasi yang terbatas, tanpa memandang berbagai
karakteristik lainnya dari si pelamar. Misalnya, cenderung menerima orang yang
murah senyum dan menolak orang yang memakai jeans tanpa melihat kemampuan
mereka yang sesungguhnya.
•
Pertanyaan Mengarahkan: Kecenderungan
mendikte pelamar agar memberikan jawaban tertentu. Misalnya: “Apakah Anda suka…?”,
“Apakah menurut Anda … itu penting?”, dsb.
•
Bias Pribadi: Pewawancara
mendasarkan penilaiannya pada prasangka pribadi terhadap kelompok tertentu.
Misalnya menganggap seorang tenaga penjual yang baik harus berpostur tinggi,
atau menganggap pekerjaan tertentu lebih cocok untuk pria dan pekerjaan lainnya
untuk wanita.
•
Dominasi Pewawancara: Pewawancara
lebih banyak berbicara tentang kelebihan dirinya sendiri atau mengajak pelamar
berbincang-bincang mengenai sesuatu yang tidak relevan dengan tujuan wawancara.
Kesalahan Peserta Wawancara
•
Tidak serius
•
Berbicara terlalu banyak
•
Membual
•
Tidak mendengarkan
•
Tidak mempersiapkan diri
Referensi
•
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.
•
Schuler, R.S. & Jackson, S.E., 2006, Human
Resource Management, International Perspective, Mason: Thomson
South-Western.
•
Werther, W.B. & Davis, K., 1996, Human
Resources and Personnel Management, 5th Ed., Boston:
McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar